Titik leleh dari senyawa murni
adalah temperatur dimana senyawa dalam keadaan padat dan cairan dalam keadaan
kesetimbangan pada tekanan 1 atmosfir. Jika energi panas padatan murni
sebanding dengan energi kisi maka kristal-kristal diikat membentuk unit molekul
, molekul-molekul kisi-kisi kristal menjauh dari sekitarnya.
Temperatur
yang diinginkan untuk perubahan dari susunan molekul dalam kisi-kisi kristal
(padatan) ke bentuk fluida (cairan) adalah ukuran dari daya tarik menarik antar
molekul-molekul. Titik leleh suatu zat yang lebih tinggi daya tarik menarik
antar molekul-molekul lebih besar. Senyawa-senyawa yang mempunyai berat molekul
yang sama, maka senyawa yang lebih polar dan yang mempunyai struktur molekul
yang lebih senetris yang mempunyai titik leleh lebih tinggi. Jadi titik leleh
suatu zat sangat tergantung dari struktur molekul yang merupakan salah satu
dimensi fisis dari suatu zat.
Titik
leleh didefinisikan sebagai temperatur dimana zat padat berubah menjadi cairan
pada tekanannya satu atmosfer. Titik leleh suatu zat padat tidak mengalami
perubahan yang berarti dengan adanya perubahan tekanan, oleh karena itu tekanan
biasanya tidak dilaporkan pada penentuan titik leleh, kecuali kalu perbedaan
dengan tekanan normal terlalu besar. Pada umumnya titik leleh senyawa organik
mudah diamati sebab temperatur dimana pelelehan mulai terjadi hampir sama
dengan temperatur dimana zat telah meleleh semuanya. Contohnya: suatu zat
dituliskan dengab range titik leleh 122,1o-122,4oC
daripada titik lelehnya 122,3oC.
Jika
zat padat yang diamati tidak murni, maka akan terjadi penyimpangan dari titik
leleh senyawa murninya. Penyimpangan itu berupa penurunan titik leleh dan
perluasan range titik leleg, misalnya: suatu asam murni diamati titik lelehnya
pada temperatur 122,1o-122,4oC penambahan
20% zat padat lain akan mengakibatkan perubahan titik lelehnya dari temperatur
122,1o-122,4oC menjadi 115oC-119oC.
Rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5o dan range temperatur
akan berybah dari 0,3oC jadi 4oC.
Atom-atom
unsur alkali terikat dalam struktur terjenjal oleh ikatan loga yang lemah,
karena setiap atom hanya mempunyai satu elektron ikatan dan bertambah lemah
jika jari-jari bertmbah besar. Oleh sebab itu titik leleh berkurang dari atas
ke bawah dalam satu golongan. Sedangkan pada unsur halogen yang berada dalam
keadaan padat berupa kristal terikat oleh Gaya Van Der Waals yang lemah. Gaya
ini bertambah jika jari-jari bertambah besar. Oleh karena itu titik leleh
bertaambah dari atas ke bawah dalam satu golongan. Titik leleh bergantung pada
kekuatan ikatan bertambah, jadi titik leleh bertambah. Unsur C dan Si yang
mempunyai struktur kovalen yang sangat besar mempunyai titik leleh tinggi.
Titik
leleh dari gas muliaditentukan oleh besarnya nomer atom. Semakin besar nomer
atom maka titik lelehnya makin tinggi. Itu berarti iaktan Van Der Waals sangat
lemah. Sifat fisika dari karbon yaitu pada titik lelehnya adalah titik leleh
dari karbon sangant tinggi, sehingga karbon berbeda dengan non logam lainnya.
Titik
leleh adalah temperatur dimana zat padat berubah wujudmenjadi zat cair pada
tekanan satu atmosfer. Dengan
kata lain, titik leleh merupakan suhu ketika fase padat dan cair sama-sama
berada dalam kesetimbangan. Perubahan tekanan tidak mempengaruhi titik leleh
suatu zat mengalami perubahan yang berarti. Pengaruh ikatan hidrogen
terhadap titik leleh tidak begitu besar karena pada wujud padat
jarak antar molekul cukup berdekatan dan yang paling berperan terhadap
titik leleh adalah berat molekul zat dan bentuk simetris molekul.
Titik
leleh senyawa organik mudah untuk diamati sebab temperatur
dimana pelelehan mulai terjadi hampir sama dengan temperatur dimana zat
telah habis meleleh semuanya. Jika zat padat yang diamati tidak murni, maka
akan terjadi penyimpangan dari titik leleh senyawa murninya yang berupa
penurunantitik leleh dan perluasan range titik leleh. Misal suatu asam murni
diamati titik lelehnya pada temperatur 122,1 oC –122,4 oC
dari titik lelehnya 122,2 oC. Penambahan 20% zat padat
lain akan mengakibatkan perubahan titik lelehnya
menjadi 115 oC
-119 oC dari 122,1 oC – 122,4 oC.
(rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5 oC dan range
temperaturnya berubah menjadi 4 oC dari 0,3 oC
).
Pada
unsur alkali memiliki satu elektron ikatan dan bertambah lemah jika jari-jari
bertambah besar, hal ini menyebabkan titik leleh berkurang dari atas
kebawah dalam satu golongan. Unsur halogen terikat oleh gaya Van der Waals yang lemah, gaya ini bertambah jika jari-jari bertambah besar,
oleh sebab itu titik leleh bertambah besar dari atas ke bawah dalam satu
golongan. Kekuatan ikatan logam bertambah dari kirike kanan , sehingga titik leleh bertambah dari kiri ke kanan dalam
satu periode. Gas mulia memliki ikatan Van der Waals yang
sangat lemah, sehingga titik lelehnya sangat kecil. Titik leleh pada gas
mulia ditentukan oleh besarnya nomer atom. Semakin besar nomor atom maka
titik lelehnya semakin tinggi. Sementara itu, titik leleh dari karbon
sangat tinggi.
Dalam menentukan titik leleh suatu
zat, adapun faktor-faktor yangmempengaruhi cepat atau lambatnya zat tersebut
meleleh adalah :
1. Ukuran
kristal, ukuran Kristal sangat berpengaruh
dalam menentukan titik leleh suatu zat. Apabila semakin besar ukuran
partikel yang digunakan, maka semakin sulit terjadinya pelelehan.
2. Banyaknya
sampel. Banyaknya sampel suatu zat juga dapat mempengaruhi
cepatlambatnya proses pelelehan. Hal ini dikarenakan, apabila semakin sedikit sampel yang digunakan maka semakin
cepat proses pelelehannya, begitu pula sebaliknya jika
semakin banyak sampel yang digunakan maka semakin lama
proses pelelehannya.
3. Pengemasan
dalam pipa kapiler.
4. Pemanasan dalam suatu pemanas harus menggunakan
baraapi atau panas yang bertahan.
5. Adanya
senyawa lain yang dapat mempengaruhi range titik leleh.
1. Sifat-sifat umum Asam Oksalat dan Asam Benzoat
Asam
oksalat dalam keadaan murni berupa senyawa kristal, larut dalam air (8% pada
10 oC) dan larut dalam alkohol. Asam oksalat membentuk garam
netral dengan logam alkali (NaK), yang larut dalam air (5-25 %), sementara itu
dengan logam dari alkali tanah, termasuk Mg atau dengan logam berat, mempunyai
kelarutan yang sangat kecil dalam air. Jadi kalsium oksalat secara praktis
tidak larut dalam air. Berdasarkan sifat tersebut asam oksalat digunakan untuk
menentukan jumlah kalsium. Asam oksalat ini terionisasi dalam media asam kuat.
Asam
oksalat dapat ditemukan dalam bentuk bebas ataupun dalam bentuk garam. Bentuk
yang lebih banyak ditemukan adalah bentuk garam. Kedua bentuk asam oksalat
tersebut terdapat baik dalam bahan nabati maupun hewani. Jumlah asam oksalat
dalam tanaman lebih besar daripada hewan. Diantara tanaman yang digunakan untuk
nutrisi manusia dan hewan, atau tanaman yang ditemukan dalam makanan hewan;
yang paling banyak mengandung oksalat adalah spesies Spinacia, Beta, Atriplex,
Rheum, Rumex, Portulaca, Tetragonia, Amarantus, Musa parasisiaca. Daun teh,
daun kelembak dan kakao juga mengandung oksalat cukup banyak. Demikian juga
beberapa spesies mushrooms dan jamur (Asperegillus niger, Baletus sulfurous,
Mucor, Sclerotinia dan sebagainya.) menghasilkan asam oksalat dalam jumlah
banyak (lebih dari 4-5 gram untuk setiap 100 gram berat kering), baik dalam bentuk
penanaman terisolasi dan dalam bahan makanan atau makanan ternak dimana jamur
tersebut tumbuh.
Distribusi
asam oksalat pada bagian-bagian tanaman tidak merata. Bagian daun umumnya lebih
banyak mengandung asam oksalat dibandingkan dengan tangkai, sedangkan dalam
Poligonaceae, kandungan asam oksalat pada petiole hamper dua kali lebih besar
daripada tangkai. Umumnya daun muda mengandung asam oksalat lebih sedikit
dibandingkan dengan daun tua. Misalnya pada daun Chenopodiaceae, proporsi asam
oksalat dapat bertambah dua kali lipat selama proses penuaan.
Bahan makanan yang mengandung
oksalat dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu;
Produk-produk
dimana miliequivalen asam oksalat yang terkandung jumlahnya 2-7 kali lebih
besar daripada kalsium, seperti bayam, orach, daun beet dan akar beet, sorrel,
sorrel kebun, kelembak dan bubuk kakao. Bahan makanan ini tidak hanya
menyebabkan kalsium yang terkandung di dalamnya tak dapat dimanfaatkan tetapi
dengan besarnya asam oksalat yang terkandung dapat mengendapkan kalsium yang
ditambahkan dari produk-produk lain, atau jika tidak ada kalsium yang
ditambahkan, dapat berpengaruh toksis.
Pada produk-produk
seperti kentang, amaranth, gooseberries, dan currants, asam oksalat
dan kalsium terdapat dalam jumlah yang hampir setara (1±0,2), dengan demikian
diantara keduanya saling menetralkan/menghapuskan, olah karena itu tidak
memberikan kalsium yang tersedia bagi tubuh. Tetapi mereka tidak merngganggu
penggunaan kalsium yang diberikan oleh produk lain dan oleh karena itu tidak
menimbulkan pengaruh anti mineralisasi seperti pada produk kelompok pertama.
Bahan
makanan yang meskipun mengandung asam oksalat dalam jumlah yang cukup banyak,
tapi karena pada bahan tersebut kaya akan kalsium, maka bahan makanan tersebut
merupakan sumber kalsium. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah selada,
dandelion, cress, kobis, bunga kol (terutama brokoli), kacang hijau, dan
terutam green peas, koherabbi, block raddish, green turnip, dan dalam jumlah
sedikit pada semua sayuran dan buah-buahan.
Asam
benzoat mempunyai ADI 5 mg per kg berat badan. Asam benzoat berdasarkan
bukti-bukti penelitian menunjukkan mempunyai toksinitas yang sangat rendah
terhadap manusia dan hewan. Pada manusia, dosis racun adalah 6 mg/kg berat
badan melalui injeksi kulit tetapi pemasukan melalui mulut sebanyak 5 sampai 10
mg/hari selama beberapa hari tidak mempunyai efek negatif terhadap kesehatan .
Asam salisilat (asam
ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang bersifat iritan lokal, yang dapat
digunakan secara topikal. Terdapat berbagai
turunan yang digunakan sebagai obat luar, yang terbagi
atas 2 kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Di samping
itu digunakan pulagaram salisilat. Turunannya yang
paling dikenal asalah asam asetilsalisilat.
Asam salisilat mendapatkan
namanya dari spesies dedalu (bahasa Latin:salix), yang
memiliki kandungan asam tersebut secara alamiah, dan dari situlahmanusia mengisolasinya. Penggunaan dedalu
dalam pengobatan tradisional telah dilakukan oleh bangsa Sumeria, Asyur dan sejumlah suku Indian sepertiCherokee.
Pada saat ini, asam salisilat banyak diaplikasikan dalam pembuatan obat
aspirin.
Salisilat umumnya bekerja
melalui kandungan asamnya. Hal tersebut dikembangkan secara menetap ke dalam
salisilat baru. Selain sebagai obat, asam salisilat juga
merupakan hormon
tumbuhan.
Komentar
Posting Komentar