BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos yang
berati “yang paling utama”. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot
molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer Asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul Protein mengandung
karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan kadang kala sulfur (S)
serta fosfor (P). Protein berfungsi sebagai zat utama pembentuk dan pertumbuhan
tubuh. Sebagai zat utama pembentuk maksudnya Protein merupakan zat utama
pembentuk sel-sel tubuh dan digunakan sebagai sumber energi jika berkurang
karbohidrat dan lemak di dalam tubuh. Kebanyakan Protein merupakan enzim atau
subunit enzim.
Matabolisme adalah segala proses kimia yang terjadi di
dalam tubuh makhluk hidup. Proses metabolisme terbagi menjadi dua yaitu
Anabolisme dan Katabolisme. Anabolisme adalah proses sintesis molekul kimia
kecil menjadi besar yang mebutuhkan energi (ATP), katabolisme adalah proses
penguraian molekul besar menjadi molekul kecil yang melepaskan energi (ATP).
2. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami angkat untuk di bahas
pada makalah kami ini adalah sebagai berikut :
1.
Apa pengertian, fungsi dan sumber
protein?
2.
Bagaimana proses metabolisme
protein?
3.
Bagaimana penguraian protein dalam
tubuh?
4.
Bagaimana gangguan metabolisme
protein?
3. Tujuan
·
Untuk mengetahui kelainan
metabolisme protein
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian,
Fungsi dan Sumber Protein
Protein
adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia. Protein adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang
kala sulfur serta fosfor. Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa,
selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama
makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling
banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius
pada tahun 1838. Sumber Protein; makanan yang mengandung protein atau merupakan
sumber protein antara lain sebagai berikut :
·
Daging
·
Ikan
·
Telur
·
Susu, dan produk sejenis Quark
·
Tumbuhan berbji
·
Suku polong-polongan
·
Kentang
Keuntungan
Protein; protein memiliki peran yang penting bagi tubuh manusia antara lain
sebagai berikut :
· Sumber
energi
· Pembentukan
dan perbaikan sel dan jaringan
· Sebagai
sintesis hormon,enzim, dan antibodi
· Pengatur
keseimbangan kadar asam basa dalam sel
Tabel Fungsi
dari protein secara terperinci adalah sebagai berikut :
Fungsi
|
Jenis
|
Contoh
|
Katalitik
|
Enzim
|
Katalase pepsin
|
Struktural
|
Protein struktural
|
Kolagen, elastin, keratin
|
Motil (mekanik)
|
Protein kontraktil
|
Aktin, Myosin
|
Penyimpanan
|
Protein angkutan
|
Kasein (susu), ovalbumin (telur),
feritin (penyimpan besi)
|
Pengangkutan
|
Protein angkutan
|
Albumin serum (asam lemak)
hemoglobin (oksigen)
|
Pengatur
|
Protein hormon
enzim pengatur
|
Insulin
Fosfofruktokinasa
|
Perlindungan
|
Antibodi
Protein penggumpal
|
Imun globulin
Trombin, fibrinogen
|
Tanggap toksik
|
Protein toksin
|
Toksin bisa ular, toksin bakteri
(bortulisme, difteri)
|
Protein menyusun ¾ zat padat tubuh yaitu otot, enzim,
protein plasma, antibodi, hormon. Protein merupakan rangkaian asam amino dengan
ikatan peptide. Banyak protein terdiri ikatan komplek dengan fibril → protein
fibrosa. Macam protein fibrosa: kolagen (tendon, kartilago, tulang); elastin
(arteri); keratin (rambut, kuku); dan aktin-miosin. Macam-macam protein yaitu :
·
Peptide
·
Polipeptide
·
Glikoprotein: gabungan glukose
dengan protein
·
Lipoprotein: gabungan lipid dan
protein.
Rantai polipeptida melipat sedemikian rupa memben-tuk
suatu struktur yang khas (konformasi) di dalam protein. Konformasi tersebut
merupakan bentuk tiga dimensi suatu protein yang membentuk struktur protein.
Terdapat empat struktur pada protein: struktur pri-mer, sekunder, tersier, dan
ada yang berbentuk quar-terner. Struktur protein primer adalah suatu urutan
linier asam amino yang bergabung melalui ikatan peptida. Struktur sekunder dari
suatu protein meliputi suatu pelipatan pada rantai polipeptida. Secara umum ada
dua bentuk umum dari struktur sekunder yaitu α-helix dan β-pleated sheet
(konformasi β). Bentuk α-helix adalah silindris, terjadi karena adanya ikatan
hidrogen yang parallel sepanjang sumbu helixnya. Pada tipe konformasi β, ikatan
hidrogen terbentuk diantara rantai polipeptida yang berdekatan atau
berdampingan secara parallel atau anti parallel. Struktur tersier protein
adalah bentuk atau susunan tiga dimensi dari semua asam amino di dalam
polipeptida. Bentuk protein secara alamiah atau bentuk protein aktif berada
dalam bentuk struktur tersier yang ditentukan oleh banyak ikatan non kovalen.
Jika suatu protein terdiri dari dua atau lebih polipeptida dinamakan struktur
quarterner. Hemoglobin pada sel darah merah manusia terdiri atas 4 rantai
polipeptida maka dinama-kan sebagai struktur quarterner. Masing-masing subunit
poli-peptida dapat dihubungkan dengan ikatan kovalen (misalnya ikatan
disulfide) atau ikatan non kovalen (interaksi elektro-statik, ikatan hidrogen,
atau interaksi hidrofobik).
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit
enzim. Suatu protein merupakan untaian dari asam amino yang saling berikatan
melalui suatu ikatan peptida. Ikatan peptida merupakan suatu ikatan kovalen
antara gugus α-amino dari suatu asam amino dengan gugus α-karboksilat dari asam
amino lainnya. Ketika dua asam amino bergabung dengan satu ikatan peptida maka
dinamakan dipeptida. Penambahan sejumlah asam amino menghasilkan rantai yang
panjang dari gabungan asam-asam amino yang dinamakan oligopeptida (mengandung
sampai 25 residu asam amino) dan polipeptida (mengandung > 25 residu asam
amino).
2.
Proses Metabolisme Protein
Proses
metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di usus
halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Yaitu sebagian besar
zat makanan yang mengandung protein dipecahkan menjadi molekul-molekul yang
lebih kecil terlebih dahulu sebelum diabsorpsi dari saluran pencernaan. Protein
diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk darah. Dalam darah
asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Didalam sel asam amino
disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim). Hati merupakan
jaringan utama untuk menyimpan dan mengolah protein Perubahan kimia dalam
proses pencernaan dilakukan dengan bantuan enzim-enzim saluran pencernaan yang
mengkatalisis hidrolisis protein menjadi asam amino.
Protein
dalam makanan dicerna dalam lambung dan usus di katabolisme menjadi asam amino
yang diabsorbsi dan dibawa oleh darah. Asam amino dalam darah di bawa ke hati
menjadi asam amino dalam hati (ekstra sel), kemudian asam amino tersebut ada
yang di simpan dalam hati (intra sel) dan sebagian dibawa oleh darah ke
jaringan-jaringan tubuh. Asam amino yang dibawa ke hati dikatakan ekstra sel
karena sebagian asam amino dalam hati ini kemudian akan dibawa sebagian keluar
dari sel atau menuju ke seluruh jaringan tubuh yang membutuhkan. Setelah masuk
ke jaringan-jaringan tubuh asam amino ini akan masuk ke sel-sel tubuh (asam
amino dalam sel). Dan sebagiannya lagi tetap didalam hati (intra sel) sebagai
cadangan protein dalam tubuh, bila tubuh kekurangan protein maka asam amino ini
diubah menjadi protein dan sebaliknya jika tubuh membutuhkan asam amino dari
dalam tubuh maka protein di rombak kembali menjadi asam amino. Dan asam amino
ini juga berfungsi membentuk senyawa N lain yang berfungsi untuk pembentukan
sel-sel tubuh, senyawa nitrogen ini merupakan bagian utama dari semu protein,
enzim, dan proses metabolik yang disertakan pada sintesa dan perpindahan
energi.
3.
Penguraian Protein dalam Tubuh
Manusia
melakukan pergantian protein tubuh sebanyak 1-2 % dari total protein tubuh,
khususnya protein otot. Dari total asam amino yang dihasilkan melalui
proses tersebut sebanyak 75-80% digunakan kembali untuk sintesis protein
baru, sedangkan 20-25% sisanya akan membentuk Urea. Jika jumlah protein terus
meningkat maka protein sel dipecah jadi asam amino untuk dijadikan energi atau
disimpan dalam bentuk lemak. Pemecahan protein jadi asam amino terjadi di hati
dengan proses; deaminasi atau transaminasi.
Deaminasi;
proses pembuangan gugus amino dari asam amino dalam bentuk urea. Transaminasi;
proses perubahan asam amino menjadi asam keto. Deaminasi maupun transaminasi
merupakan proses perubahan protein → zat yang dapat masuk kedalam siklus Krebs.
Pemecahan protein dalam tubuh yaitu sebagai berikut :
1.
Transaminasi; alanin +
alfa-ketoglutarat → piruvat + glutamat
2.
Diaminasi; asam amino + NAD+ →
asam keto + NH3.
Amonia (NH3) merupakan racun bagi tubuh yang dapat
meracuni otak sehingga menjadi coma, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal,
sehingga harus diubah dahulu jadi urea (di hati), agar dapat dibuang oleh
ginjal. Namun jika hati ada kelainan (sakit) maka proses perubahan NH3 menjadi
urea terganggu dan akan menimbulkan penumpukan NH3 dalam darah yang disebut
uremia. Berikut siklus urea untuk pengeluaran NH3 dari dalam tubuh.
Asam amino yang berlebih akan diuraikan dan tidak
disimpan. Untuk mempertahankan kesehatan, seorang dewasa membutuhkan 30-60 gram
protein setiap hari. Mutu protein ditentukan dari kelengkapan asam aminonya,
jika ada asam amino yang terserap melalui proses pencernaan dan penyerapan
namun asam amino tersebut tidak dibutuhkan di dalam tubuh maka asam amino yang
bersangkutan akan segera diuraikan menjadi urea. Karena itu
kelebihan konsumsi protein (asam amino) yang berlebih tidak akan
memberikan manfaat apapun. Dalam tubuh protein mengalami perubahan
tertentu dengan kecepatan yang berbeda untuk tiap protein karene untuk tiap
protein memiliki panjang dan urutan asam amino yang berbeda. Ada tiga
kemungkinan mekanisme pengubahan protein yaitu :
1.
Sel mati, komponennya mengalami
proses katabolisme dan dibentuk sel baru.
2.
Masing-masing protein mengalami
proses katabolisme dan terjadi sintesis protein baru, tanpa ada sel mati.
3.
Protein dikeluarkan dari dalam sel,
kemudian diganti dengan sintesis protein baru.
Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan
asam amino yang akan digunakan untuk memproduksi senyawa Nitrogen yang lain,
untuk mengganti N yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea. Adapun
enzim yang berperan dalam penguraian protein adalah : Enzim Protease
intrasel berperan dalam menghidrolisis ikatan peptida internal protein
sehingga terjadi pelepasan peptida yang kemudian akan diuraikan
menjadi asam amino bebas oleh enzim peptidase. Enzim-enzim
lain yang bertugas menguraikan asam amino menjadi unit-unit asam amino
adalah enzim endopeptidase, aminopeptidase dan karboksipeptidase.
4. Gangguan Metabolisme Protein
Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan
penguraian) zat -zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan
fungsinya. Gangguan metabolisme protein menyebabkan ketidakseimbangan zat-zat
dalam tubuh. Protein merupakan sumber energi bagi tubuh. Salah satu penyakit
akibat gangguan metabolisme protein dijelaskan dengan ditemukannya penyakit
yang terjadi karena kekurangan protein. Kekurangan protein hampir selalu
disertai dengan kekurangan energi. Hubungan antara kekurangan protein dan
energi dapat tejadi karena protein merupakan salah satu sumber utama pengahasil
energi. Jika dalam makanan yang kita makan kurang mengandung kurang mengandung
energi maka tubuh akan mengambil protein lebih banyak untuk menjadi energi. Ini
berarti protein dalam tubuh akan semakin berkurang. Penyakit yang terjadi
karena kekurangan energy dan protein ini biasa disebut dengan penyakit Kurang
Energi Protein (KEP).
Penyakit ini ditemukan pada anak-anak atau ibu hamil.
Penyakit KEP ini juga dapat menyerang rang dewasa. Misalnya pada orang yang
mengalami kelaparan dalam waktu yang lama atau menderita penyakit kronis. Namun
pada umumnya penyakit terjadi pada anak-anak antara usia 2-5 tahun, ketika
mereka berhenti minum ASI dan menerima makanan tambahan. Yang kurang mengandung
protein atau tidak sama sekali. Ketika penyakit KEP ini menyerang seorang anak,
maka akan mucul gejala-gejala seperti kekurangan energi (Marasmus ) dan
kekurangan protein (Kwashiorkor).
Pada penderita Marasmus pertumbuhan penderita/anak
yaitu berat badan dan tinggi badan terganggu, penderita sangat kurus, adanya
perbesaran hati, kulit tampak keriput, pada bagian muka terdapat kulit yang
berlipat-lipat sehingga muka anak seperti muka orang tua yang sudah keriput,
mudah terserang diare, infeksi saluran pernapasan dan batuk rejan. Pada
penderita Kwashiorkor ciri-ciri yang terjadi adalah adanya gangguan pada
pertumbuhan berat badan dan tinggi badan, lemah, kurus, apatis, kulit tampak
kering, rambut tipis atau jarang, kehilangan nafsu makan, diare, adanya
perbesaran pada hati, dan anemia.
Defisiensi protein terjadi pada pemasukan protein
kurang → kekurangan kalori, asam amino, mineral, dan faktor lipotropik.
Akibatnya :
·
Pertumbuhan tubuh
·
Pemeliharaan jaringan tubuh
·
Pembentukkan zat anti dan serum
protein akan terganggu.
·
Penderita mudah terserang penyakit
infeksi, perjalanan infeksi berat, luka sukar sembuh dan mudah terserang
penyakit hati akibat kekurangan faktor lipotropik.
Ada 2 penyakit akibat gangguan
metabolism protein yaitu :
1.
Hipoproteinemia. Disebabkan karena
beberapa hal yaitu :
·
Exkresi protein darah berlebihan
melalui air kemih
·
Pembentukan albumin terganggu spt
pada penyakit hati
·
Absorpsi albumin berkurang akibat
kelaparan atau penyakit usus, juga pada penyakit ginjal
2.
Hipo dan agammaglubulinemia Ada 3
jenis :
a)
Hipoagammaglobulinemia kongenital
·
Penyakit herediter, terutama anak
laki-laki antara 9 – 12 thn
·
Mudah terserang infeksi. Kematian
sering terjadi akibat infeksi
·
Plasma darah tidak mengandung gamma
protein
·
Dapat terjadi penyakit
hipersensitivas (ex: penyakit artritis) karena tubuh tidak dapat membentuk Ig.
b)
Hipo dan agammaglobulinemia didapat
Pada pria dan wanita pada semua usia ditandai dengan:
·
Penderita mudah terkena infeksi
·
Terjadi hiperplasi konpensatorik sel
retikulum → mengakibatkan limfadenopathi dan splenomegali
c)
Hipo dan agammaglobulinemia
sementara
·
Hanya ditemukan pada bayi
·
Merupakan peralihan pada waktu gamma
globulin yang didapat dari ibu habis dan anak harus membentuk gamma globulin
sendiri.
Penyakit karena kelebihan metabolisme protein tidak
ditemukan secara langsung tapi kelbihan produksi protein dapat disebabkan
karena gangguan kerja insulin. Seperti misalnya diabetes mellitus, dan diabetes
insipidus.
BAB III
PENUTUP
·
Kesimpulan
Gangguan
metabolisme protein menyebabkan ketidakseimbangan zat-zat dalam tubuh. Protein
merupakan sumber energi bagi tubuh. Salah satu penyakit akibat gangguan
metabolisme protein dijelaskan dengan ditemukannya penyakit yang terjadi karena
kekurangan protein. Kekurangan protein hampir selalu disertai dengan kekurangan
energi. Hubungan antara kekurangan protein dan energi dapat tejadi karena
protein merupakan salah satu sumber utama pengahasil energi. Jika dalam makanan
yang kita makan kurang mengandung kurang mengandung energi maka tubuh akan
mengambil protein lebih banyak untuk menjadi energi. Ini berarti protein dalam
tubuh akan semakin berkurang. Penyakit yang terjadi karena kekurangan energy
dan protein ini biasa disebut dengan penyakit Kurang Energi Protein (KEP).
Ada 2
penyakit akibat gangguan metabolism protein yaitu :
1.
Hipoproteinemia
2.
Hipo dan agammaglubulinemia Ada 3
jenis :
a)
Hipo dan agammaglobulinemia
kongenital
b)
Hipo dan agammaglobulinemia didapat
Pada pria dan wanita pada semua usia
c)
Hipo dan agammaglobulinemia
sementara
DAFTAR
PUSTAKA
Arvin, Behrman, Kliegman. 1996. Ilmu Kesehatan Anak Vol. 1 Edisi 15.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
http://ludikedokteran-asli-indramayu.blogspot.com/2010/06/kelainan-metabolisme.html diakses
pada tanggal 3 mei 2015.
Komentar
Posting Komentar