Pengertian
Manajemen Menurut Mary Parker Follet adalah sebuah seni (management is
an art). Setiap pekerjaan dapat diselesaikan melalui orang lain.
George R. Terry Mengemukakan Pengertian Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni. Manajemen merupakan suatu wadah dalam ilmu pengetahuan, sehingga dapat dibuktikan kebenarannya secara umum.
Pengertian Manajemen menurut Koontz ialah seni yang paling produktif selalu didasarkan pada pemahaman akan ilmu yang mendasarinya. Oleh karena itu, seni dan ilmu bukannya saling bertentangan satu sama lain, akan tetapi saling melengkapi.
Menurut Stoner, Pengertian Manajemen adalah proses dalam membuat perencanaan, pengorganisasian, mengendalikan dan memimpin berbagai usaha dari anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran.
Wilson Bangun mengemukakan Pengertian Manajemen ialah rangkaian aktivitas-aktivitas yang dikerjakan oleh anggota-anggota organisasi untuk mencapai tujuannya. Proses merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis.
Merujuk pada manajemen sebagai suatu proses, para manajer dalam melaksanakan aktivitasnya saling terkait dengan sasaran yang mereka capai. Berdasarkan penjelasan pengertian manajemen diatas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Manajemen adalah suatu seni, ilmu dan proses dalam melaksanakan aktivitas-aktivitasnya, pengorganisasian, seperti perencanaan, penyusunan personalia dan pengawasan dengan memanfaatkan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
George R. Terry Mengemukakan Pengertian Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni. Manajemen merupakan suatu wadah dalam ilmu pengetahuan, sehingga dapat dibuktikan kebenarannya secara umum.
Pengertian Manajemen menurut Koontz ialah seni yang paling produktif selalu didasarkan pada pemahaman akan ilmu yang mendasarinya. Oleh karena itu, seni dan ilmu bukannya saling bertentangan satu sama lain, akan tetapi saling melengkapi.
Menurut Stoner, Pengertian Manajemen adalah proses dalam membuat perencanaan, pengorganisasian, mengendalikan dan memimpin berbagai usaha dari anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran.
Wilson Bangun mengemukakan Pengertian Manajemen ialah rangkaian aktivitas-aktivitas yang dikerjakan oleh anggota-anggota organisasi untuk mencapai tujuannya. Proses merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis.
Merujuk pada manajemen sebagai suatu proses, para manajer dalam melaksanakan aktivitasnya saling terkait dengan sasaran yang mereka capai. Berdasarkan penjelasan pengertian manajemen diatas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Manajemen adalah suatu seni, ilmu dan proses dalam melaksanakan aktivitas-aktivitasnya, pengorganisasian, seperti perencanaan, penyusunan personalia dan pengawasan dengan memanfaatkan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Laboratorium
Pada pembelajaran
sains termasuk biologi di dalamnya keberadaan laboratorium menjadi sangat
penting. Pada konteks proses belajar mengajar sains seringkali istilah
laboratorium diartikan dalam pengertian sempit yaitu ruangan yang di
dalamnya terdapat sejumlah alat-alat dan bahan praktikum.
Lalu apa yang dimaksud
dengan laboratorium? Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui media
praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana mahasiswa
berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala
yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari.
Fungsi Laboratorium
Secara umum fungsi semua laboratorium
adalah antara lain :
§
Sebagai tempat
dilakukannya percobaan
Alat-alat laboratorium
dan bahan-bahan praktikum tidak mungkin semuanya diletakkan dalam kelas, oleh
karena itu percobaan dilakukan di dalam laboratorium.
§
Sebagai tempat
penunjang kegiatan kelas
Dengan adanya kegiatan
pembalajaran di laboratorium, mahasiswa dapat mengamati gejala-gejala yang
terjadi dalam percobaan secara langsung dan tidak hanya belajar menurut
teori-teori yang ada.
§
Sebagai tempat display
/ pameran
Laboratorium juga
dapat digunakan sebagai tempat pameran atau display dari hasil-hasil percobaan
atau penelitian yang telah dilakukan, agar memberi gambaran lebih bagi
mahasiswa dan dapat memotivasi untuk penelitian atau percobaan yang lebih baik.
§
Sebagai tempat koleksi
sejumlah species langka
Dengan adanya koleksi
sejumlah species memudahkan mahasiswa mengamati secara langsung spesies yang
mungkin sulit untuk menemukannya.
§
Sebagai museum kecil
Hasil-hasil
penelitian dan sejumlah species langka di kumpulkan dan diklasifikasikan,
sehingga laboratorium dapat digunakan sebagai museum kecil.
Adapun tujuan proses
pembelajaran di laboratorium bagi siswa maupun mahaiswa yaitu :
§
Teliti dalam
pengamatan dan cermat dalam pencatatan pada saat pengamatan
§
Mampu menafsirkan
hasil percobaan untuk memperoleh penemuan dan dapat memecahkan masalah
§
Mampu merencanakan dan
melaksanakan percobaan
§
Terampil menggunakan
alat-alat lab
§
Tumbuh sikap positif
terhadap kegiatan praktikum
Manajemen laboratorium (Laboratory Management)
adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola
dengan dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan
satu dengan yang lainnya. Beberapa alat labiratorium yang canggih, dengan staf
profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak
didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu
manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan laboratorium sehari-hari.
Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih
efektif bilamana dalam struktur organisasi laboratorium didukung oleh board
of management yang berfungsi sebagai pengarah dan penasehat. Board
of management terdiri atas para senior/profesor yang mempunyai
kompetensi dengan kegiatan laboratorium yang bersangkutan.
2.2
Manajemen Operasional Laboratorium
Untuk mengelola laboratorium yang baik harus
dipahami perangkat-perangkat manajemen laboratorium, yaitu:
1. Tata ruang
2. Alat yang baik dan terkalibrasi
3. Infrastruktur
4. Administrasi laboratorium
5. Organisasi laboratorium
6. Fasilitas pendanaan
7. Inventarisasi dan keamanan
8. Pengamanan laboratorium
9. Disiplin yang tinggi
10. Keterampilan SDM
11. Peraturan dasar
12. Penanganan masalah umum
13. Jenis-jenis pekerjaan
Semua perangkat-perangkat tersebut di atas, jika
dikelola secara optimal akan mendukung terwujudnya penerapan manajemen
laboratorium yang baik. Dengan demikian manajemen laboratorium dapat dipahami
sebagai suatu tindakan pengelolaan yang kompleks dan terarah, sejak dari
perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan semua perangkat penunjang
lainnya.
2.3
Rincian Kegiatan Masing-masing Perangkat
a. Tata Ruang
Laboratorium harus ditata sedemikian rupa sehingga
dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak
perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan pembangunan. Tata ruang yang baik
mempunyai:
1. Pintu masuk (in)
2. Pintu keluar (out)
3. Pintu darurat (emergency-exit)
4. Ruang persiapan (preparation-room)
5. Ruang peralatan (equipment-room)
6. Ruang penangas (fume-hood)
7. Ruang penyimpanan (storage-room)
8. Ruang staf (staff-room)
9. Ruang teknisi (technician-room)
10. Ruang bekerja (activity-room)
11. Ruang istirahat/ibadah
12. Ruang prasarana kebersihan
13. Ruang toilet
14. Lemari praktikan (locker)
15. Lemari gelas (glass-rack)
16. Lemari alat-alat optic (optic-rack)
17. Pintu jendela diberi kawat kasa, agar
serangga dan burung tidak dapat masuk.
18. Fan (untuk dehumidifier)
19. Ruang ber-AC untuk alat-alat yang memerlukan
persyaratan tertentu.
b. Alat yang Berfungsi dan Terkalibrasi
Pengenalan terhadap peralatan laboratorium merupakan
kewajiban bagi setiap petugas laboratorium, terutama mereka yang akan
mengoperasikan peralatan tersebut. Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus
benar-benar dalam kondisi:
1. Siap untuk dipakai
2. Bersih
3. Berfungsi dengan baik
4. Terkalibrasi
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku
petunjuk pengoperasian (manual operation). Hal ini untuk mengantisipasi
terjadinya kerusakan, dimana buku manual merupakan acuan untuk perbaikan
seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada harus senantiasa berada ditempat,
karena setiap kali peralatan dioperasikan ada kemungkinan alat tidak berfungsi
dengan baik. Beberapa peralatan harus disusun secara teratur pada tempat
tertentu, berupa rak atau meja yang disediakan. Peralatan digunakan untuk
melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau
studi tertentu. Karenanya alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar
sewaktu-waktu dapat digunakan. Peralatan laboratorium sebaiknya dikelompokkan
berdasarkan penggunaannya. Setelah selesai digunakan, harus segera dibersihkan
kembali dan disusun seperti semula. Semua alat-alat ini sebaiknya diberi
penutup (cover) misalnya plastik transparan, terutama bagi alat-alat
yang memang diperlukannya. Alat-alat yang tidak ada penutupnya akan cepat
berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.
a. Alat-alat gelas (Glasware)
Alat-alat gelas harus dalam keadaan bersih, untuk alat-alat
gelas yang memerlukan sterilisasi, sebaiknya disterelisasi sebelum dipakai.
Semua alat-alat gelas ini seharusnya disimpan dalam lemari khusus.
b. Bahan-bahan kimia
Untuk bahan-bahan kimia yang bersifat asam dan
alkalis, sebaiknya ditempatkan pada ruang fume. Demikian juga untuk
bahan-bahan yang mudah menguap. Ruangan fume perlu dilengkapi fan, agar udara
yang ada dapat terhembus keluar. Bahan-bahan kimia yang ditempatkan dalam botol
berwarna gelap, tidak boleh langsung terkena sinar matahari dan sebaiknya
ditempatkan pada lemari khusus.
c. Alat-alat optic
Alat-alat optic seperti mikroskop harus disimpan
pada tempat yang kering dan tidak lembab. Alat-alat optic lainnya seperti lensa
pembesar, alat kamera juga dapat ditempatkan pada lemari khusus.
c. Infrastruktur Laboratorium
1) Sarana Utama
Mencakup bahasan tentang lokasi laboratorium,
konstruksi laboratorium dan sarana lain, termasuk pintu utama, pintu darurat,
jenis meja kerja/peralatan, jenis atap, jenis dinding, jenis lantai, jenis
pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar penangas, jenis pembuangan limbah, jenis
ventilasi, jenis AC, jenis tempat penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, jenis
alat optic, jenis timbangan dan instrument yang lain, kondisi laboratorium, dan
sebagainya.
2) Sarana Pendukung
Mencakup bahasan tentang ketersediaan energi
listrik, gas, air, alat komunikasi, dan pendukung keselamatn kerja seperti
pemadaman kebakaran, hidran dsb.
d. Administrasi Laboratorium
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan
administrasi yang antara lain terdiri atas:
1. Inventaris peralatan laboratorium
2. Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan,
alat yang rusak, alat yang dipinjam/dikembalikan.
3. Surat masuk dan surat keluar
4. Daftar pemakai laboratorium, sesuai dengan
jadwal kegiatan praktikum/penelitian.
5. Daftar inventarisasi bahan kimia dan bahan
non-kimia, bahan gelas dan sebagainya.
6. Sistem evaluasi dan pelaporan.
Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan rutin yang
berkesinambungan, karenanya perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara berkala
dengan baik dan teratur.
e. Inventarisasi dan Keamanan Laboratorium
Kegiatan
inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi:
a. Semua kegiatan inventarisasi harus memuat
sumber dana darimana alat-alat ini diperoleh/dibeli.
b. Keamanan/security peralatan laboratorium
ditujukan agar peralatan laboratorium tersebut harus tetap berada di
laboratorium. Jika peralatan dipinjam harus ada jaminan dari si peminjam. Jika
hilang atau dicuri, harus dilaporkan kepada kepala laboratorium.
Perlu diingat bahwa semua barang dan peralatan
laboratorium yang ada adalah milik negara, jadi tidak boleh ada yang hilang.
Tujuan
yang ingin dicapai dari inventarisasi dan keamanan adalah:
(1)
mencegah kehilangan dan penyalahgunaan
(2)
mengurangi biaya-biaya operasional
(3)
meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya
(4)
meningkatkan kualitas kerja
(5)
mengurangi resiko kehilangan
(6)
mencegah pemakaian yang berlebihan
(7)
meningkatkan kerjasama.
f. Prinsip Umum Pengamanan Laboratorium
a. Tanggung jawab
Kepala
Laboratorium, anggota laboratorium termasuk asisten bertanggung jawab penuh
terhadap segala kecelakaan yang mungkin timbul. Karenanya Kepala Laboratorium
seharusnya dijabat oleh orang yang kompeten dibidangnya, termasuk juga teknisi
dan laborannya.
b. Kerapian
Semua
koridor, jalan keluar dan alat pemadam api harus bebas dari hambatan seperti
botol-botol, dan kotak-kotak. Lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan
material lain yang mungkin menyebabkan lantai licin. Semua alat-alat dan
reagensia bahan kimia yang telah digunakan harus dikembalikan ketempat semula
seperti sebelum digunakan.
c. Kebersihan
Kebersihan
dalam laboratorium menjadi tanggung jawab bersama pengguna laboratorium.
d. Konsentrasi terhadap pekerjaan
Setiap
pengguna laboratorium harus memiliki konsentrasi penuh terhadap pekerjaannya
masing-masing, tidak boleh mengganggu pekerjaan orang lain, dan tidak boleh
meninggalkan percobaan yang memerlukan perhatian penuh.
e. Pertolongan pertama (First - Aid)
Semua
kecelakaan bagaimanapun ringannya, harus ditangani di tempat dengan memberikan
pertolongan pertama. Misalnya, bila mata terpercik harus segera dialiri air
dalam jumlah yang banyak. Jika tidak bisa, segera panggil dokter. Jadi setiap
laboratorium harus memiliki kotak P3K, dan harus selalu dikontrol isinya.
f. Pakaian
Saat
bekerja di laboratorium dilarang memakai baju longgar, kancing terbuka,
berlengan panjang, kalung teruntai, anting besar dan lain-lain yang mungkin
dapat tersangkut oleh mesin, ketika bekerja dengan mesin-mesin yang bergerak.
Selain pakaian, rambut harus diikat rapi agar terhindar dari mesin-mesin yang
bergerak.
g. Berlari di Laboratorium
Tidak
dibenarkan berlari di laboratorium atau di koridor, berjalanlah di tengah
koridor untuk menghindari tabrakan dengan orang lain dari pintu yang hendak
masuk/keluar.
h. Pintu-pintu
Pintu-pintu
harus dilengkapi dengan jendela pengintip untuk mencegah terjadinya kecelakaan
(misalnya: kebakaran).
i. Alat-alat
Alat-alat
seharusnya ditempatkan di tengah meja, agar alat-alat tersebut tidak jatuh ke
lantai. Selain itu, peralatan sebaiknya juga ditempatkan dekat dengan sumber
listrik, jika memang peralatan tersebut memerlukan listrik. Demikian juga untuk
alat-alat yang menggunakan air ataupun gas sebagai sarana pendukung.
g. Organisasi Laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur
organisasi, deskripsi pekerjaan, serta susunan personalia yang mengelola
laboratorium tersebut. Penanggung jawab tertinggi organisasi di dalam
laboratorium adalah Kepala Laboratorium. Kepala Laboratorium bertanggung jawab
terhadap semua kegiatan yang dilakukan dan juga bertanggung jawab terhadap
seluruh peralatan yang ada. Para anggota laboratorium yang berada di bawah
Kepala Laboratorium juga harus sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua
pekerjaan yang dibebankan padanya. Untuk mengantisipasi dan menangani kerusakan
peralatan diperlukan teknisi yang memadai.
h. Fasilitas Pendanaan
Ketersediaan dana sangat diperlukan dalam
operasional laboratorium. Tanpa adanya dana yang cukup, kegiatan laboratorium
akan berjalan tersendat-sendat, bahkan mungkin tidak dapat beroperasi dengan
baik. Dana dapat diperoleh dari, antara lain:
a. SPP
b. Anggaran rutin/DIP
c. Institusi lain, misalnya kerjasama dalam
bidang penelitian atau pengembangan bidang lainnya.
d. Dana dari badan-badan Internasional
e. Dana Operasional melalui Hibah
f. Dana-dana lainnya, yang bersumber dari luar
Universitas/Institut.
Kegigihan pimpinan institusi memperjuangkan
ketersediaan dana sangatlah penting, namun yang tidak kalah pentingnya ialah
kemampuan untuk mengusahakan dana sendiri, misalnya: melalui kegiatan penelitian,
kegiatan tugas akhir/thesis mahasiswa, kegiatan layanan masyarakat, dan
sebagainya. Jika anggaran rutin tidak ada, maka kegiatan operasional
laboratorium tidak akan tercapai dengan baik.
i. Disiplin yang Tinggi
Pengelola laboratorium harus menerapkan disiplin
yang tinggi pada seluruh pengguna laboratorium (mahasiswa, asisten,
laboran/teknisi) agar terwujud efisiensi kerja yang tinggi. Kedisiplinan sangat
dipengaruhi oleh pola kebiasaan dan perilaku dari manusia itu sendiri. Oleh
sebab itu setiap pengguna laboratorium harus menyadari tugas, wewenang dan
fungsinya. Sesama pengguna laboratorium harus ada kerjasama yang baik, sehingga
setiap kesulitan dapat dipecahkan/diselesaikan bersama.
j. Keterampilan
Pengelola
laboratorium harus meningkatkan keterampilan semua tenaga laboran/teknisi.
Peningkatan keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan tambahan seperti
pendidikan keterampilan khusus, pelatihan (workshop) maupun magang di tempat
lain. Peningkatan keterampilan juga dapat dilakukan melalui bimbingan dari staf
dosen, baik di dalam laboratorium maupun antar laboratorium.
k. Peraturan Umum
Beberapa
peraturan umum untuk menjamin kelancaran jalannya pekerjaan di laboratorium,
dirangkum sebagai berikut:
a. Dilarang makan/minum di dalam laboratorium
b. Dilarang merokok, karena mengandung potensi
bahaya seperti:
(1)
Kontaminasi melalui tangan
(2) Ada
api/uap/gas yang bocor/mudah terbakar
(3)
Uap/gas beracun, akan terhisap melalui pernafasan
c. Dilarang meludah, akan menyebabkan terjadinya
kontaminasi
d. Jangan panik menghadapi bahaya kebakaran,
gempa, dan sebagainya.
e. Dilarang mencoba peralatan laboratorium tanpa
diketahui cara penggunaannya. Sebaiknya tanyakan pada orang yang kompeten.
f. Diharuskan menulis label yang lengkap,
terutama pada bahan-bahan kimia.
g. Dilarang mengisap/menyedot dengan mulut
segala bentuk pipet. Semua alat pipet harus menggunakan bola karet pengisap (pipet
- pump).
h. Diharuskan memakai baju laboratorium, dan
juga sarung tangan dan gogles, terutama sewaktu menuang bahan-bahan kimia
yang berbahaya.
i. Beberapa peraturan lainnya yang spesifik,
terutama dalam pemakaian sinar X, sinar Laser, alat-alat sinar UV, Atomic
Absorption,Flamephoto-meter, Bacteriological Glove Box with UV light, dan
sebagainya, harus benar-benar dipatuhi. Semua peraturan tersebut di atas
ditujukan untuk keselamatan kerja di laboratorium.
l. Penanganan masalah umum
a. Mencampur zat-zat kimia
Jangan
campur zat kimia tanpa mengetahui sifat reaksinya. Jika belum tahu segera
tanyakan pada orang yang kompeten.
b. Zat-zat baru atau kurang diketahui
Demi
keamanan laboratorium, berkonsultasilah sebelum menggunakan zat-zat kimia baru
atau yang kurang diketahui. Semua zat-zat kimia dapat menimbulkan resiko yang
tidak dikehendaki.
c. Membuang material-material yang berbahaya
Sebelum
membuang material-material yang berbahaya harus diketahui resiko yang mungkin
terjadi. Karena itu pastikan bahwa cara membuangnya tidak menimbulkan bahaya.
Jika tidak tahu tanyakan pada orang yang kompeten. Demikian juga terhadap air
buangan dari laboratorium. Sebaiknya harus ada bak penampung khusus, jangan
dibuang begitu saja karena air buangan mengandung bahan berbahaya yang
menimbulkan pencemaran. Air buangan harus di”treatment”, antara lain dengan
cara netralisasi sebelum dibuang ke lingkungan.
d. Tumpahan Tumpahan asam diencerkan dahulu
dengan air dan dinetralkan dengan CaC03 atau soda abu, dan untuk basa dengan
air dan dinetralisir dengan asam encer. Setelah itu dipel dan pastikan kain pel
bebas dari asam atau alkali. Tumpahan minyak, harus ditaburi dengan pasir,
kemudian disapu dan dimasukkan dalam tong yang terbuat dari logam dan
ditutup rapat.
m. Jenis Pekerjaan
Berbagai pekerjaan
laboratorium seperti praktek, penelitian, dan layanan umum, harus didiskusikan
sebelumnya dengan Kepala Laboratorium. Setelah itu dilanjutkan dengan cara
pelaksanaannya. Pemahaman jenis pekerjaan di laboratorium diperlukan untuk:
a. Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan-bahan
kimia, air, listrik, gas dan alat-alat laboratorium.
b. Meningkatkan efisiensi biaya (operasional
cost).
c. Meningkatkan efisiensi tenaga dan waktu, baik
dari pengguna maupun pengelola laboratorium.
d. Meningkatkan kualitas dan ketrampilan
pengelola laboratorium dan laboran.
e. Baik pengelola laboratorium dan
laboran/teknisi harus dapat bekerja sama dengan baik sebagai satu Team-Work.
”Bekerja dengan satu team, jauh lebih baik dari pada bekerja secara
sendiri/mandiri”.
f. Meningkatkan pendapatan (income) dari
laboratorium yang bersangkutan.
sumber : dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar