- Alkana disebut juga senyawa hidrokarbon jenuh (senyawa parafin). Semua valensi C telah terisi (jenuh) dengan H.
- Hidrokarbon jenuh tidak punya gugus fungsional, sifat kimia tidak khas dibandingkan dengan senyawa organik yg punya gugus fungsi.
- Hidrokarbon jenuh memberi kerangka karbon bagi senyawa organik yang punya gugus fungsi.
- Susunan molekulnya hanya terdiri atas atom C dan H.
- Golongan senyawa ini sangat sukar bereaksi dengan zat lain sehingga affinitas (daya tarik menarik gabungan) kecil.
Tabel 1 Tatanama, formula, dan sifat fisika beberapa Alkana
Nama | n | Formula | Titik lebur/ t. didih (°C) | Density (g/cm3) |
MetanaEtanaPropanaButana
Isobutana
Pentana
Isopentana
Heksana
Isoheksana
heptana
Oktana
Nonana
Dekana
| 1234
4
5
5
6
6
7
8
9
10
| CH4: CH3.HC2H6: CH3CH3C3H8: CH3CH2CH3C4H10:CH3CH2CH2CH3
CH3CH3CHCH3
C5H12: CH3(CH2)3CH3
(CH3)2CHCH2CH3
C6H14:CH3(CH2)4CH3
(CH3)2CH(CH2)2CH3
C7H16: CH3(CH2)5CH3
C8H18:CH3(CH2)6CH3
C9H20:CH3(CH2)7CH3
C10H22:CH3(CH2)8CH3
| -184/ -161-172/ -88-190/ -45-135/ 1
-145/ -10,2
-131/ 36
-160/ 30
-95/ 69
-/ 63
-/ 98,1
-56/ 125
-/ 150,1
-32/ 174
| 0,4660,5720,5850,601
0,557
0,626
0,620
0.660
0,653
0,684
0,703
0,718
0,730
|
Deret homolog (homolog compounds), deret sepancaran : deret senyawa yg didapat dengan menambah sejumlah gugus tertentu terhadap senyawa yg lebih sederhana. Senyawa dalam deret homolog punya sifat kimia-fisika sama. Misal titik didih dan titik beku.
Struktur alkana
Tatanama Senyawa Alkana (IUPAC)
- Tentukan rantai terpanjang sebagai rantai induk
- Induk diberi nama sesuai dengan nama alkana
- Rantai cabang (alkil) diberi nama sesuai dengan alkana hanya akhiran –ana diganti menjadi –il
- Penomoran rantai induk dimulai dari salah satu ujung terdekat dengan rantai cabang
- Jika terdapat 2 atau lebih cabang yang sama, dinyatakan dengan awalan di-, tri-, tetra-, penta-, dst
- Cabang yang berbeda disusun sesuai abjad
Contoh:
Isomeri
- Adalah suatu senyawa yang berumus molekul sama tetapi rumus struktur berbeda
- Pada deret alkana, yang mempunyai isomeri dimulai dari butana (C4H10), punya 1 isomer: butana dan 2-metil propana.
pentana (C6H12), 3 isomer: pentana, 2-metil butana, 2,2-dimetilpropana
Makin besar jumlah C, makin banyak pula isomernya.
A. Sifat-sifat Fisika
Senyawa rendah : C1- C4 pada T dan P biasa: bentuk gas
Senyawa sedang : C5- C17 bentuk cair
Senyawa tinggi : ≥ C18 bentuk padat
- Kelarutan : Alkana mudah larut dalam zat pelarut organik non polar, misal C6H6, CCl4, eter, CHCl3. Tak larut dalam pelarut polar, tak larut air.
- Berat jenis : Setiap penambahan atom C, BJ naik tetapi paling tinggi 0,8.
- Titik didih : makin tinggi jumlah C, td makin tinggi, setiap penambahan 1 atom C, rata-rata bertambah 20-30°C. Makin banyak cabang C td makin rendah.
Tabel 2 Berbagai fraksi minyak mentah
Fraksi | Penyusun rantai | Selang titik didih (°C) |
Gas alamPetroleum eter
Nafta
Bensin (campuran alkana)
Minyak tanah
Minyak bakar, m mineral
Minyak pelumas, m. berat, gemuk, lilin parafin
Residu: aspal
| C1 - C4C5 – C6
C7
C6 – C12
C12 – C15
C15 – C18
C16 – C24
| < 2030 – 60
60 – 90
75 – 200
200 – 300
300 – 400
> 400
|
Gas alam: CH4 ± 80%
C2H6 ± 5- 10%
Sisa alkana lebih tinggi 10-20%
Alkana umumnya digunakan untuk bahan bakar, minyak pelumas.
- Alkana paling sederhana CH4 (metana).
- CH4 terbentuk karena pembusukan tumbuh-tumbuhan (selulosa) pada rawa-rawa oleh bakteri pd proses anaerob. Juga terbentuk CO2 dan N.
- Gas metana = gas rawa = gas tambang
- Sumber utama alkana adalah gas alam dan petroleum. Dengan distilasi fraksinasi petroleum dapat dipisah menjadi beberapa fraksi.
Tabel 3. Distilasi fraksinasi minyak bumi
Fraksi | Suhu distilasi (°C) | Jumlah atom C |
GasPetroleum eter
Ligroin
Gasolin alam
Kerosin
Gas oil
Minyak pelumas
Aspal (residu) padat
| <2020 – 60
60 – 100
40 – 205
175 – 325
>275
di atas 350
> tinggi
| C1 –C4C5 – C6
C6 – C7
C5 – C10 dan sikloalkana
C12 – C18 dan aromatik
>C12
berhubungan dg rantai siklis
polisiklis
|
Sintesis Alkana
- Reduksi Alkil Halida
a. Hidrolisis reagen Grignard
b. Reaksi Wurtz
Reaksi 2 mol alkil halida dengan logam Na
c. Hidrogenasi Alkena
Reaksi-reaksi Alkana
- Halogenasi
Reaksi dengan alkana pada suhu tinggi dan katalisator dengan sinar
Reaksi Subtitusi
- Pada reaksi substitusi, atom atau gugus atom yang terdapat dalam suatu molekul digantikan oleh atom atau gugus atom lain.
- Reaksi substitusi umumnya terjadi pada senyawa yang jenuh (semua ikatan karbon-karbon merupakan ikatan tunggal), tetapi dengan kondisi tertentu dapat juga terjadi pada senyawa tak jenuh.
- Contoh:
Halogenasi hidrokarbon (penggantian atom H oleh halogen (Cl, Br, I atau F)) pada metana (CH4) menghasilkan metil khlorida (CHCl3).
2. Penyisipan metilen/ karbon
Metilen terbentuk dengan fotolisa (penyinaran dengan energi tinggi)
3. Nitrasi
a. Dengan HNO3: pada suhu tinggi alkana bercabang dapat mengalami nitrasi, hingga didapat senyawa nitro
b. Reaksi Victor Meyer
4. Isomerisasi
Pada pemanasan dg AlCl dan HCl, n-alkana akan berubah menjadi isomer-isomernya.
5. Oksidasi (pembakaran)
Pada silinder mesin-mesin yang mempergunakan gasolin: premium, bensin dan solar:
6. Cracking (pirolisa)
a. Thermal cracking
a. Thermal cracking
Pemutusan rantai pada alkana yg mempunyai C tinggi menjadi alkana dengan jumlah atom C yang lebih kecil, alkena dan H2
b. Catalitic cracking
c. Catalitic reforming
Hidrokarbon alifatik hidrokarbon aromatik (bahan bakar
sangat baik
sumber : http://khayasar.wordpress.com/
Komentar
Posting Komentar