Langsung ke konten utama

Makalah H2CO Formalin

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Bagi kebanyakan orang, formalin adalah  bahan yang lazim digunakan untuk pengawet mayat . Formalin mempunyai sifat khas dibanding desinfektan lain sehingga lebih dipilih untuk mengawetkan mayat.
Akhir – akhir ini semakin marak dibicarakan tentang formalin yang terdapat dibeberapa bahan makanan. Formalin dijadikan salah satu zat untuk mengawetkan makanan, sehingga makanan akan lebih lama bertahan.
Pengawet formalin mempunyai unsur aldehida yang bersifat mudah bereaksi dengan protein, karenanya jika disiramkan ke makanan seperti tahu, formalin akan mengikat unsur protein  mulai dari bagian permukaan tahu hingga terus meresap  ke bagian dalamnya. Dengan matinya protein setelah terikat  unsur  kimia dari formalin maka bila di tekan tahu terasa lebih kenyal. Selain itu protein yang telah mati tidak akan di serang bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa asam, itulah sebabnya tahu atau makanan lainnya menjadi lebih awet.
            Sifat antimicrobial dari formaldehid merupakan hasil dari kemampuannya menginaktivasi protein dengan cara mengkondensasi dengan amino bebas dalam protei menjadi campuran lain. Kemampuan dari formaldehid meningkat seiring dengan peningkatan suhu (Lund,1994). Mekanisme formalin sebagai pengawet adalah jika formaldehid bereaksi dengan protein sehingga membentuk rangkaian – rangkaian antara protein yang berdekatan.
Melihat sifatnya, formalin juga sudah tentu akan menyerang protein yang banyak terdapat di dalam tubuh manusia seperti pada lambung. Terlebih bila formalin yang masuk ke tubuh itu memiliki dosis tinggi.
Formalin juga dapat merusak persyarafan tubuh manusia dan di kenal dengan zat yang bersifat neurotoksik. Gangguan pada persyarafan berupa susah tidur, sensitif, mudah lupa, sulit berkonsentrasi. Pada wanita akan menyebabkan gangguan menstruasi dan infertilas. Penggunaan formalin jangka panjang pada manusia dapat menyebabkan kanker mulut dan tenggorokan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian H2CO

Formaldehid / H2CO merupakan senyawa kimia berbentuk gas atau larutan dan kedalamnya ditambahkan methanol 10-15% untuk mencegah polimerisasi. Dalam perdagangan, tersedia formaldehid 37% dalam air yang dikenal dengan formalin serta dikenal sebagai bahan pengawet dan biasanya mengandung 10% methanol, memiliki karakteristik tidak bewarna bau yang keras dan mempunyai berat jenis 1,09 kg/1 dalam suhu 20 derajat Celsius.


Gambar 2.1 : H2CO/Formalin

Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda antara lain sebagai berikut  :
a.       Formol
b.      Morbicid
c.       Formic Aldehyde
d.      Oxymethylene
e.       Methylene aldehyde
f.       Oxomethane
g.      Formoform
h.      Ethylene aldehyde
i.        Oxomethane
j.         Formoform
k.      Formalith
l.         Karsan.

2.2. Sifat H2CO

Meskipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formaldehida merupakan elektrofil, bisa dipakai dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik dansanyawa aromatik serta bisa mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena. Dalam keberadaan katalis basa,   formaldehida bisa mengalami reaksi Cannizzaro, menghasilkan asam format dan metanol.
Formaldehida bisa membentuk trimer siklik,1,3,5-trioksana atau polimer linier polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan sifat-sifat gas formaldehida berbeda dari sifat gas ideal, terutama pada tekanan tinggi atau udara dingin. Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak kemasukan udara.

Sifat fisika dan kimia
•         Tampilan                                   : cairan jernih (tidak berwarna)
•         Bau                                           : berbau menusuk, keras
•         Kelarutan                                  : sangat larut
•         Berat jenis dan pH                    : 1.08 dan 2.8
•         Volatilasi (21oC)                      : 100
•         Titik didih dan titik cair           : 96oC dan –15oC
•         Kepadatan uap (1 atm) : 1.04
•         Tekanan Uap                            : 1.3 @ pada 20oC

2.3.        Penggunaan H2CO
Pembunuh kuman sehingga di manfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang, dan pakaian.
a.       Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain.
b.      Bahan pada pembuatan sutra buatan, cermin kaca dan bahan peledak.
c.       Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas.
d.      Bahan pembuatan pupuk lepas lambat (sustained release ) dalam bentuk urea formaldehyde.
e.        Bahan untuk pembuatan produk parfum.
f.       Pencegah korosi untuk sumur minyak.
g.      Bahan untuk insulasi busa.
h.      Bahan perekat untuk produk kayu lapis ( plywood ).
Penggunaan yang salah
Melalui sejumlah survei dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktek yang salah seperti ini dilakukan olehprodusen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh produk yang sering diketahui mengandung formalin misalnya:
a.       Ikan segar : Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua (bukan merah segar), awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
b.      Ayam potong : Ayam yang sudah dipotong berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk.
c.       Mie basah : Mie basah yang awet sampai beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin.
d.      Tahu : Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur awet beberapa hari dan tidak mudah basi.

2.4.       Mekanisme H2CO masuk ke dalam tubuh
         Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia. Formalin masuk ke dalam tubuh manusia melalui dua jalan, yaitu mulut dan pernapasan. Sebetulnya, sehari-hari kita menghirup formalin dari lingkungan sekitar. Polusi yang dihasilkan oleh asap knalpot dan pabrik, mengandung formalin yang mau tidak mau kita hirup, kemudian masuk ke dalam tubuh. Asap rokok atau air hujan yang jatuh ke bumi pun sebetulnya juga mengandung formalin. Jika kandungan dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel, sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan kerusakan pada organ tubuh.
Beberapa penelitian terhadap tikus dan anjing pemberian formalin dalam dosis tertentu jangka panjang secara bermakna mengakibatkan kanker saluran cerna seperti adenocarcinoma pylorus, preneoplastic hyperplasia pylorus dan adenocarcinoma duodenum. Penelitian lainnya menyebutkan pengingkatan resiko kanker faring (tenggorokan), sinus dan cavum nasal (hidung) pada pekerja tekstil akibat paparan formalin melalui hirupan. Dalam jumlah sedikit, formalin akan larut dalam air, serta akan dibuang ke luar bersama cairan tubuh. Sehingga formalin sulit dideteksi keberadaannya di dalam darah. Imunitas tubuh sangat berperan dalam berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh. Jika imunitas tubuh rendah atau mekanisme pertahanan tubuh rendah, sangat mungkin formalin dengan kadar rendah pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Usia anak khususnya bayi dan balita adalah salah satu yang rentan untuk mengalami gangguan ini.
Secara mekanik integritas mukosa (permukaan) usus dan peristaltik (gerakan usus) merupakan pelindung masuknya zat asing masuk ke dalam tubuh. Secara kimiawi asam lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi zat berbahaya tersebut. Secara imunologik sIgA (sekretori Imunoglobulin A) pada permukaan mukosa dan limfosit pada lamina propia dapat menangkal zat asing masuk ke dalam tubuh. Pada usia anak, usus imatur (belum sempurna) atau sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal berfungsi sehingga memudahkan bahan berbahaya masuk ke dalam tubuh sulit untuk dikeluarkan.

2.5.          Bahaya H2CO terhadap kesehatan
         Bahaya dapat terjadi dan berpotensi fatal jika terhirup,berbahaya jika kontak dengan kulit atau tertelan menyebabkan kulit melepuh, selaput mukosa terbakar,iritasi saluran pernafasan dan mata (kemungkinan parah),lakrimasi,reaksi alergi,bahaya kanker (pada manusia).

A.    Bahaya paparan jangka pendek (Akut)

1)      Jika Terhirup
Konsentrasi 0,1-5,0 bpj dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan; 10-20 bpj dapat menyebabkan susah bernafas,rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan,dan batuk;25-50 bpj dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan luka saluran pernafasan seperti pneumonitis dan kadang-kadang edema paru. Gejala lain seperti bersin, sulit bernafas, radang kerongkongan, radang batang tenggorokan, dada sesak, radang cabang batang tenggorokan, sakit kepala, disfagia, sangat haus, kelelahan, berdebar-debar, mual dan muntah. Pada konsentrasi sangat tinggi akan menyebabkan kematian. Reaksi hipersensitifitas seperti udem laring, asma bronchitis parah, dan dilaporkan terjadi urtikaria pada orang yang pernah terpapar.
2)      Jika Kontak  Dengan Kulit
Uap atau larutan dapat menyebabkan rasa sakit, perubahan warna putih, keras, mati rasa, dan luka baker tingkat satu. Sensitisasi dermatis yang ditandai dengan ekstrim, reaksi vesicular disertai dengan erupsi pada kelopak mata, wajah, leher, skrotum, dan pundak terjadi pada orang yang pernah terpapar. Juga dilaporkan terjadi urtikaria. Dosis letal pada kelinci sebeser 270 mg/kg
3)      Jika Kontak Dengan Mata
Kosentrasi 0,05-3,0 bpj dapat menyebabkan iritasi dengan kemerahan, gatal, sakit, berair, penglihatan kabur, dan lakrimasi sedang. 4-20 bpj dapat menyebabkan lakrimasi hebat, dan kerusakan mata permanen, dan kebutaan.
4)      Jika Tertelan
Kasus tertelan formalin dalam bentuk gas tidak mungkin terjadi, tapi jika terjadi, dapat menyebabkan mulut, tenggorokan dan lambung terbakar, sulit bernafas, mual, muntah dan diare, kemungkinan pendarahan, sakit perut parah, sakit kepala, hiotensi, vertigo, stupor, kejang, pingsan, dan koma. Perubahan degeneratif dari hati, jantung dan otak, dan gangguan limpa, pankreas, susunan saraf pusat, dan ginjal dengan albuminuria, hermaturia, anuria, dan asidosis dapat terjadi.

B.     Bahaya paparan jangka panjang ( Kronis )

a)      Jika Terhirup
Paparan berulang atau jangka panjang menyebabkan sakit kepala, rintis mual, mengantuk, gangguan pernapasan, gangguan ginjal, dan sensitisasi paru. Efek neuropsikologi seperti gangguan tidur, iritibilitas, gangguan keseimbangan, penurunan daya ingat, hilang konsentrasi, dan perubahan kejiwaan. Gangguan haid dan sterilitas kedua pada wanita. Efek reproduktif pada hewan
b)      Jika Kontak Dengan Kulit
Paparan berulang atau jangka panjang mungkin menyebabkan luka bakar tingkat dua, mati rasa, gatal, gangguan pada kuku, pengerasan dan penyamakan kulit dan sensitisasi. Dermatitis dapat terjadi atau terlihat beberapa tahun kemudian dimulai dengan erupsi pada area digital, dan bagian lain tubuh.
c)      Jika Kontak Dengan Mata
Efek tergantung pada konsentrasi dan lama paparan. Keterulangan atau kontak lama dengan bahan krosif dapat menimbulkan konjungtivitas atau efek seperti pada paparan jangka pendek
d)     Jika Tertelan
Tertelan formalin dalam jumlah sedikit secara berulang dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan, muntah, dan pusing. Reaksi sensitisasi pernah dilaporkan. Pria yang menelan formalin selama 15 hari mengeluh sakit pada perut atau lambung dan sakit kepala. Gejala lain yang dilaporkan termasuk rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan, dan 4 orang pria mengalami gatal-gatal pada dada dan paha.
Penggunaan formalin untuk mengawetkan makanan sesungguhya telah dilarang sejak tahun 1982. Hal ini dikuatkan dengan Undang-Undang No 7/1996 tentang Perlindungan Pangan. Walaupun daya awetnya sangat luar biasa, formalin dilarang digunakan pada makanan. Di Indonesia, beberapa undang-undang yang melarang penggunaan formalin sebagai pengawet makanan adalah Peraturan Menteri Kesehatan No 722/1988 yaitu bahwa makanan yang menggunakan bahan tambahan makanan yang tidak sesuai dengan ketentuan mempunyai pengaruh langsung terhadap derajat kesehatan manusia

2.6.          Penanganan bila telah terpapar H2CO

a.       Terhisap
 Pindahkan korban pada udara bersih. Apabila tidak bisa bernapas beri napas buatan. Jika sulit bernapas beri oksigen, kemudian panggil dokter.
b.      Tertelan
Berilah susu, arang aktif atau air. Setiap bahan organik dapat menonaktifkan formalinjaga tubuh korban agar tetap hangat dan rileks. Apabila muntah, jaga agar kepala lebih rendah dari pinggul.
c.       Kontak kulit
segera cuci dengan air paling tidak 15 menit, sambil melepas pakaian yang terkena. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
d.      Kontak mata
segera cuci dengan air selama 15 menit kemudian panggil dokter


2.7.       Nilai Ambang Batas Penggunaan H2CO.
         Formalin adalah nama dagang dari campuran formaldehid, metanol dan air. Formalin yang beredar di pasaran mempunyai kadar formaldehid yang bervariasi, antara 20% – 40%. Formalin sangat mudah larut dalam air. Jika dicampurkan dengan ikan misalnya, formalin dengan mudah terserap oleh daging ikan. Selanjutnya, formalin akan mengeluarkan (dehydrating) isi sel daging ikan, dan menggantikannya dengan formaldehid yang lebih kaku. Akibatnya bentuk ikan mampu bertahan dalam waktu yang lama. Selain itu, karena sifatnya yang mampu membunuh mikroba, daging ikan tidak akan mengalami pembusukan.
Sebenarnya batas toleransi Formaldehida (formalin adalah nama dagang zat ini) yang dapat diterima tubuh manusia dengan aman adalah dalam bentuk air minum, menurut International Programme on Chemical Safety (IPCS), adalah 0,1 mg per liter atau dalam satu hari asupan yang dibolehkan adalah 0,2 mg. Sementara formalin yang boleh masuk ke tubuh dalam bentuk makanan untuk orang dewasa adalah 1,5 mg hingga 14 mg per hari. Berdasarkan standar Eropa, kandungan formalin yang masuk dalam tubuh tidak boleh melebihi 660 ppm (1000 ppm setara 1 mg/liter). Sementara itu, berdasarkan hasil uji klinis, dosis toleransi tubuh manusia pada pemakaian secara terus-menerus (Recommended Dietary Daily Allowances/RDDA) untuk formalin sebesar 0,2 miligram per kilogram berat badan. Misalnya berat badan seseorang 50 kilogram, maka tubuh orang tersebut masih bisa mentoleransi sebesar 50 dikali 0,2 yaitu 10 miligram formalin secara terus-menerus. Sedangkan standar United State Environmental Protection Agency/USEPA untuk batas toleransi formalin di udara, tercatat sebatas 0.016 ppm. Sedangkan untuk pasta gigi dan produk shampo menurut peraturan pemerintah di negara-negara Uni Eropa (EU Cosmetic Directive) dan ASEAN (ASEAN Cosmetic Directive) memperbolehkan penggunaan formaldehida di dalam pasta gigi sebesar 0.1 % dan untuk produk shampoo dan sabun masing-masing sebesar 0.2 %. Peraturan ini sejalan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan makanan (BPOM) di Indonesia (Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat & Makanan RI No HK.00.05.4.1745, Lampiran III “Daftar zat pengawet yang diizinkan digunakan dalam Kosmetik dengan persyaratan…” no 38 : Formaldehid dan paraformaldehid) (Fahruddin 2007)
Walaupun daya awetnya sangat luar biasa, formalin dilarang digunakan pada makanan. Di Indonesia, beberapa undang-undang yang melarang penggunaan formalin sebagai pengawet makanan adalah Peraturan Menteri Kesehatan No 722/1988, Peraturan Menteri Kesehatan No. 1168/Menkes/PER/X/1999, UU No 7/1996 tentang Pangan dan UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen (Paisal 2007).

2.8.       Kadar H2CO

Di udara
Menurut WHO kurang dari 0,06 ppm. Kadar yang dapat mengganggu kesehatan apabila lebih dari 0,12 ppm. Di USA pemaparan yang direkomendasikan tidak lebih dari 0,5 ppm dalam 8 jam.

Dalam minuman
Di Australia dalam minuman maksimum mengandung formaldehid sebanyak 0,5 mg/liter.
“Environmental Protection Agency” (EPA) Amerika Serikat merekomendasikan orang dewasa tidak minum air yang mengandung formaldehid lebih dari 1 mg/liter dalam hidupnya. Sedangkan untuk anak-anak tidak minum air yang mengandung formaldehid  10 mg/liter selama satu hari pemakaian atau 50 mg/liter untuk 10 hari.

2.9.       Proses Pembuatan H2CO
Persiapan bahan baku pembuatan H2CO
Metanol cair dengan temperatur ± 30°C dipompa dari metanol tank dan dipanaskan di preheater (MP) sampai temperatur 65°C lalu dimasukkan dalam vaporizer (VP). Di dalam vaporizer terjadi perubahan fase dari cair menjadi gas dengan suhu dalam vaporizer 65–75°C. Metanol gas dari vaporizer dipanaskan lagi dengan super heater (SH) di bagian atas vaporizer sampai suhu 95°C dan langsung dimasukkan ke mix gas (MG).
Udara dihisap melalui air filter (penyaring udara) dengan blower. Setelah dipanaskan dengan pemanas udara sampai suhu ±110°C lalu dimasukkan ke dalam mix gas (MG). Steam masuk melalui steam filter pada suhu 140 oC ke mix gas (MG).
Proses Reaksi
Udara, steam dan metanol gas bercampur rata di mix gas pada suhu 140 oC lalu masuk ke reaktor (RE) dengan melewati mix gas filter (MGF) untuk menjaga agar tidak ada tetes-tetes cairan (kondensat) masuk ke reaktor.
Pada saat start operation, temperatur katalis dinaikkan oleh heater sebagai pemanas awal sampai suhu 400–450°C, setelah itu heater dimatikan sehingga suhu katalis naik dengan sendirinya sampai suhu operasi yang diinginkan karena adanya reaksi eksoterm. Di dalam reaktor terjadi reaksi pembuatan gas formaldehid dengan bantuan katalis perak pada suhu operasi 650–700°C. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
1.      Reaksi oksidasi metanol
CH3OH + ½ O2 ——–>  CH2O + H2O           -37 kcal/mol
2.Dehidrogenasi metanol
CH3OH   ———>   CH2O + H2                             +21 kcal/mol
Gas formaldehide yang terbentuk kemudian di-spray dengan larutan crude formalin 44% dengan temperature 80 oC untuk menurunkan suhu gas formaldehid  sampai dibawah 250 oC. Spray crude formalin ini juga dapat menyebabkan terjadinya reaksi samping yaitu terbentuknya paraform dan asam format (formic acid). Reaksi samping yang terjadi di dalam reaktor yaitu:
1.      Reaksi pembentukan paraform (methylen glycol)
CH2O + H2O      ———>  HOCH2OH (methylen glycol)
atau polymer dapat ditulis :
n CH2O + H2O ———->  HO(CH2O)n H
2. Reaksi pembentukan asam format (formic acid)
2 CH2O + H2O   ———->   HCOOH   +   CH3OH
(asam format)        (methanol)
Proses Absorbsi
Gas formaldehide dari reaktor (RE) dialirkan ke bagian bawah packed tower . Gas ini dikontakkan dengan larutan formalin 44% suhu 40 oC yang dialirkan dari atas menara dengan bantuan distributor cairan agar larutan formalin yang digunakan tersebar secara merata didalam packed tower dan membasahi seluruh permukaan raschig ring sehingga penyerapan maksimal.
            Hasil penyerapan di packed tower berupa formalin cair masuk ke control tank (CT). Sisa gas yang belum terserap di packed tower masuk ke dalam bubble cap tower  yang akan diserap oleh pure water dari atas menara. Sisa dari penyerapan itu yang masih lolos nantinya dibakar di flare stack yang sebelumnya melewati demister. Hasil penyerapan dari bubble cap tower masuk ke control tank (CT).


Proses pendinginan
Larutan crude formalin pada control tank (CT) temperaturnya ± 80°C, karena temperaturnya masih relatif tinggi maka didinginkan lagi dengan dilewatkan cooler (CO). Cooler yang digunakan yaitu frame and plate dengan temperatur keluar 40°C. Selain itu agar formalin yang terbentuk sempurna, setelah melewati cooler larutan tersebut masuk ke crude formalin filter (CF) baru masuk ke crude formalin tank . Kadar formalin di crude formalin tank (T-03) sekitar 43-44%.
Proses pengenceran
Untuk memperoleh formalin dengan kondisi standar yang digunakan oleh PT. PAI yaitu formalin dengan kadar 37,3% maka formalin dari crude formalin tank  diencerkan dengan menggunakan pure water di mixing tank . Setelah terbentuk larutan formalin 37,3% disimpan dalam tangki penyimpanan.

2.10.      Cara Analisis H2CO

Secara Kualitatif :
Formalin dengan adanya asam kromatropat dalam asam sulfat disertai pemanasan beberapa menit akan terjadi pewarnaan violet (Herlich, 1990). Reaksi asam kromatropat mengikuti prinsip kondensasi senyawa fenol dengan formaldehida membentuk senyawa berwarna (3,4,5,6-dibenzoxanthylium). Pewarnaan disebabkan terbentuknya ion karbenium- oksonium yang stabil karena mesomeri (Schunack, Mayer & Haake, 1990).
Di Bawah ini reaksi Formalin dengan Asam Kromatropat :
Senyawa Fluoral P juga dapat digunakan untuk menguji adanya formalin dengan menetesi bahan yang diduga mengandung formalin yang akan menghasilkan suatu senyawa kompleks yang berwarna ungu.

Secara Kuantitatif :
 
Formalin juga dapat ditentukan kadarnya secara titrasi asam – basa dengan menambahkan hidrogen peroksida dan NaOH 1 N dan pemanasan hingga pembuihan berhenti, dan dititrasi dengan HCl 1 N menggunakan indikator fenolftalein (Ditjen POM, 1979).
Reaksi :
HCHO + H2O2 → HCOOH + H2O
HCOOH + NaOH → HCOONa + H2O
NaOH + HCl → NaCl + H2O
1 ml natrium hidroksida 1 N setara dengan 30, 03 mg formalin.

BAB III
KESIMPULAN

Larutan Formaldehid atau larutan Formalin mempunyai nama dagang formalin, formol atau mikrobisida dengan rumus molekul H2CO yangssangat kuat dan dikenal dengan formalin 100% atau formalin 40% yang mengandung 40 gram formaldehid dalam 100 ml pelarut.
Formalin merupakan cairan jernih yang tidak berwarna atau hampir tidak berwarna dengan bau yang menusuk, uapnya merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokan dan rasa membakar. Titik leleh -920C, titik didih -210C dan densitas dari formalin yakni 0,815 (pada suhu 200C). Bobot tiap mililiter ialah 1,08 gram. Dapat bercampur dalam air dan alkohol, tetapi tidak bercampur dalam kloroform dan eter. Sifatnya yang mudah larut dalam air dikarenakan adanya elektron sunyi pada oksigen sehingga dapat mengadakan ikatan hidrogen molekul air.
Formalin secara alamiah sudah ada di alam. Dan formalin menjadi berbahaya tidak saja ketika bercampur makanan, tetapi juga dalam udara dan masuk melalui pernapasan maupun kulit. Formalin dapat bereaksi dengan hampir semua zat di dalam sel. Bereakasi terhadap kulit, bereaksi terhadap lambung, bereaksi dengan cepat terhadap selaput lendir saluran pernafasan dan pencernaan, serta cepat teroksidasi menjadi asam formiat di dalam tubuh terutama pada hati dan sel darah merah.
resiko yang membahayakan bagi kesehatan manusia yang berhubungan dengan formaldehid, adalah berdasarkan konsentrasi dari substansi formaldehid yang terdapat di udara dan juga dalam produk-produk makanan.
Formalin dapat masuk ke tubuh manusia melalui saluran pernafasan dan pencernaan. Efek toksik yang ditimbulkan tergantung pada kadar yang masuk ke dalam jaringan tubuh manusia.
formalin bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan mutagenik (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan).












DAFTAR PUSTAKA


Ariliwandra.2011.Formaldehid.(online).http://ariliwandra.blogspot.com/2011/02/form       alin.html. Diakses pada tanggal 28 April 2014.

Chaliq.2013.Formalin atau Formaldehid.(online) http://chaliq-            chemistry.blogspot.com/2012/03/formalin-atau-formaldehid.html. Diakses pada    tanggal 28 april 2014.

Sumantri, 2009. Pemeriksaan mi basah dan mi kering yang dijual di kota Jambi.AAK.       Jambi

Kevin.2013.Mengenal formalin          (online).http://kevinrudhy.blogspot.com/2013/01/formalin.html. Diakses pada   tanggal 28 April 2014.

Wicaksana Widya.2009. Mengenal Formalin dan  Bahayanya .             (online).http://supermilan.wordpress.com. Diakses pada tanggal 28 April 2014.

https://kimiafarmasi.wordpress.com/2010/08/27/kegunaan-fomalin

Cahyadi, Wisnu. (2006). “Analisis dan aspek kesehatan Bahan Tambahan Pangan”.           PT.Bumi Aksara: Jakarta.

http://nurfaisyah.web.id/bahan-tambahan-makanan-pengawet-dan-analisisnya-secara-        kualitatif-dan-kuantitatif.html

https://allkimia.wordpress.com/topik/mengenal-formalin/

https://mhanafi123.wordpress.com/2010/03/01/formalin-formaldehyde-formol-metil-            aldehid/#comments


https://hutanhujan.wordpress.com/2012/01/05/proses-pembuatan-formalin/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eritrosit ,Leukosit , Trombosit

           Komponen seluler darah Sel darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit. Komponen seluler ini menempati 45% dari darah.              Eritrosit (sel darah merah) Eritrosit (sel darah merah) merupakan komponen seluler darah yangdipenuhi oleh protein hemoglobin 33%, yaitu protein pembawa oksigen yang menyebabkan eritrosit bersifat asidofilik. Hemoglobin terdiri dari dua pasang rantai polipeptida (globin)  yaitu dua rantai alfa dan dua rantai beta yang berfungsi sebagai pemberi warna peda sel eritrosit, dan mempertahankan pH darah. Sel eritrosit berbentuk bikonkaf tanpa inti. Eritrosit rata-rata berdiameter sekitar 7,8 mikrometer, dengan ketebalan sebesar 2,5 mikrometer. Pada eritrosit terdapat komponen bagian tengah yang lebih tipis yang disebut cental feler, yaitu tebal di pusat sebesar 0,8...

Eosinofil , Monosit dan Limfosit

Cara Membaca Hasil Laboratorium | Nilai Normal Hasil Laboratorium HB (HEMOGLOBIN) Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada darah ditentukan oleh  kadar Hemoglobin. Nilai normal Hb : Wanita 12-16 gr/dL Pria 14-18 gr/dL Anak 10-16 gr/dL Bayi baru lahir 12-24gr/dL Penurunan Hb terjadi pada penderita: anemia penyakit ginjal, dan pemberian cairan intra-vena (misalnya infus) yang berlebihan. Selain itu dapat pula disebabkan oleh obat-obatan tertentu seperti antibiotika, aspirin, antineoplastik (obat kanker), indometasin (obat antiradang). Peningkatan Hb terjadi pada pasien dehidrasi, penyakit paru obstruktif menahun (COPD), gagal jantung kongestif, dan luka bakar. Obat yang dapat meningkatkan  Hb yaitu metildopa (salah satu jenis obat darah tinggi)  dan gentamicin (Obat untuk infeksi pada...

10 Curug Yang Ada Di Sukabumi

J ika anda berkunjung ke  Sukabumi  anda akan disuguhi pemandangan alam yang luar biasa dan tergolong masih asri. Objek wisata alam merajai setiap jalur peta yang anda miliki. Mulai dari objek wisata air terjun, gua-gua, sumber mata air panas, pegunungan, bumi perkemahan, hingga pantai-pantai indah yang tersebar hingga ke pelosok daerah Sukabumi. Objek wisata alam yang ingin saya ingin bagi kepada anda adalah air terjun/ curug-curugnya yang... indah yang tak terhitung jumlahnya, berikut ini adalah sepenggal cerita yang bisa anda nikmati sebagai rekomendasi liburan ketika berkunjung ke Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia.  1. Curug Cikaso ( Curug Luhur ) Sebenarnya air terjun ini bernama Curug Luhur, tapi banyak masyarakat yang lebih suka menamainya Curug Cikaso. Ini karena airnya mengalir dari anak Sungai Cikaso. Untuk menjangkau tempatnya kita butuh seorang pemandu, sebab rute menuju curug ini tidak memiliki penunjuk jalan sama sekali. Biaya sewa pemandunya ...